CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »
♥ AllahSWT ♥ MuhammadSAW ♥ Islam ♥ mamapapa ♥ adityaindrawan ♥ vetalisatika ♥ psychology ♥ 2PA05 ♥ temagunadarma ♥ anakkecil ♥ makan ♥ tidur ♥ wisatakuliner ♥ airputih ♥ belanja ♥ driving ♥ maingame ♥ dengerinmusik ♥ bacanovel ♥ bacakomik ♥ nontonfilm ♥ spongebobpatrick ♥ doraemon ♥ tomandjerry ♥ bonekaberuang ♥ dinosaurus ♥ monkey ♥ kumbang ♥ kucing ♥ hamsters ♥ kelinci ♥ burungkakaktua ♥ panda ♥ apple ♥ jeruk ♥ pepaya ♥ semangka ♥ manggis ♥ mangga ♥ anggur ♥ kiwi ♥ purple ♥ blue ♥ green ♥ white ♥ black ♥ red ♥ brown ♥ orange ♥ bantalkecil ♥ batik ♥

About Me

My photo
I'm a student of psychology. I'm just an ordinary girl who has many dreams and desires.

Monday

Terapi Psikoanalisis


      Dalam kehidupan sehari-hari, psikoterapi dibutuhkan untuk penyembuhan pada orang-orang yang memiliki masalah dalam hidupnya, terutama masalah kesehatan jiwa. Banyak orang yang mencari psikoterapi dengan berbagai alasan, tetapi kebanyakan dari mereka mencari psikoterapi untuk membantu menyelesaikan  masalah-masalah yang sangat berat.
      Pengertian dari Psikoterapi adalah perawatan dan penyembuhan terhadap gangguan dan pemyakit jiwa dengan cara yang lebih psikologis daripada fisiologis maupun biologis.
      Tujuan dari Psikoterapi adalah untuk menghilangkan, mengurangi gejala-gejala gangguan dan mengubah perilaku klien menjadi lebih positif, serta didalam psikoterapi terdapat intervensi. Terdapat banyak jenis-jenis terapi dari psikoterapi, salah satunya terapi psikoanalisis.

Pengertian terapi psikoanalisis

      Dasar dari terapi psikoanalisis adalah konsep dari Sigmund Freud dan para pengikutnya sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Psikoanalisis adalah teknik atau metode pengobatan yang dilakukan oleh terapis dengan cara menggali permasalahan dan pengalaman yang direpresnya selama masa kecil serta memunculkan dorongan-dorongan yang tidak disadarinya selama ini.
      Tujuan dari terapi psikoanalisis adalah untuk mengubah kesadaran individu, sehingga segala sumber permasalahan yang ada didalam diri individu yang semulanya tidak sadar menjadi sadar, serta memperkuat ego individu untuk dapat meghadapi kehidupan yang lebih realita.
      Dalam terapi psikoanalisis dibutuhkan sifat dari terapeutik. Terapeutik adalah hubungan interpersonal dan kerja sama yang professional antara terapis dan klien, terapis harus bisa menjaga hubungan ini agar klien dapat merasakan kenyamanan, ketenangan dan rileks dalam menceritakan permasalahannya. Karena fokus utama dalam terapi psikoanalisis adalah menggali seluruh informasi permasalahan dan menganalisis setiap kata-kata yang diungkapkan oleh klien.
      Penyadaran memungkinkan untuk membentuk kembali struktur kepribadian yang selama ini terpisah, seperti adanya konflik antara id, ego dan superego yang tidak berjalan dengan baik. Proses penyadaran dalam terapi ini adalah mengajak individu untuk mengenal kembali dan menerima bagian-bagian dari dirinya yang selama ini ditolak, diserang dan diproyeksikan terhadap orang lain. Penyadaran juga memulihkan kembali hubungan antara dunia internal dan realita eksternal, sehingga individu dapat memandang dunia secara nyata.

Struktur kepribadian
  • Id
      Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan. Tujuan dari Id adalah pemenuh kepuasan yang segera.
      Id mulai berkembang sejak seseorang itu lahir hingga usia dua tahun. Id merupakan lapisan psikis yang paling dasar dimana cinta dan kematian berkuasa. Id bersifat primitif, tidak terlendali dan emosional. Naluri bawaan seperti seks, agresif dan keinginan-keinginan yang direpresi berada di sini. Prinsip kesenangan mendominasi bagian ini sedangk ruang, waktu beserta logika yang berkenaan dengan hukum kontradiksi tidak berlaku.
  • Ego
      Ego mulai berkembangan sejak seseorang berusia dua tahun. Ego beraktivitas di semua lapisan, bersifat sadar manakala melakukan aktivitas sadar seperti persepsi lahiriah, persepsi batiniah dan proses-proses intelektual. Berlaku prasadar saat melakukan fungsi ingatan dan aktivitas tak sadar dan Ego dijalankan dengan mekanisme pertahanan (defence mechanisms). Mekanisme pertahanan diri dapat dilakukan dengan cara sublimasi, regresi, fiksasi, identifikasi, proyeksi, penolakan dan pengalihan (displacement). Mempertahankan keutuhan kepribadian dan adaptasi dengan lingkungan melalui prinsip realitas adalah peran utama dari Ego.
  • Superego
      Superego mulai berkembangan saat seseorang berusia tiga tahun dan mulai dipengaruhi oleh orang tua. Superego dibentuk melalui internalisasi larangan atau perintah yang berasal dari luar hingga menjadi sesuatu yang menjadi hak milik subjek sendiri. Aktivitas Superego sebagai dasar hati nurani saat menyatakan diri dalam konflik dengan Ego yang dirasakan dalam emosi seperti rasa bersalah, menyesal dan sebagainya. Jika Superego mempertimbangkan orang lain, maka Id dan Ego bersifat egois. Konsekuensi teori ini terhadap psikoanalisis adalah konflik tidak lagi dianalisis sebagai pertantangan antara naruli melainkan pertahanan Ego terhadap dorongan naruliah.

Konsep-konsep terapi psikoanalisis
  • Anxiety realita
      Anxiety realita adalah rasa takut akan bahaya dari dunia luar dimana individu tidak dapat menerima kenyataan.
  • Anxiety neurotic
      Anxiety neurotic adalah rasa takut yang muncul ketika insting tidak dapat dikendalikan dan menyebabkan seseorang melakukan sesuatu yang nantinya akan mendapat hukuman.
  • Anxiety moral
      Anxiety moral adalah rasa takut yang muncul pada orang-orang yang memiliki Superego yang tinggi, orang-orang dengan perkembangan moral yang baik akan merasa berdosa ketika mereka melakukan suatu hal yang bertentangan dengan nilai moral.

Fungsi dan peran terapis
  1. Terapis membiarkan dirinya anonym serta hanya berbagi sedikit perasaan dan pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada terapis.
  2. Peran terapis
>>  Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realita.
>>  Membangun hubungan kerja dengan klien dengan cara banyak mendengar dan menafsirkan.
>>  Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien.
>>  Mendengarkan kesenjangan-kesenjangan dan pertentangan-pertentangan pada cerita klien.

Tujuan terapi psikoanalisis
  • Membentuk kembali struktur karakter individu dengan cara membuat kesadaran yang tak disadari didalam diri klien.
  • fokus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa kanak-kanak.
Bentuk terapi psikoanalisis

      Terapi psikoanalisi bersifat intensif dan panjang. Terapis dan klien umumnya bertemu selama 50 menit beberapa kali dalam seminggu sampai beberapa tahun. Oleh karena itu, agar dapat lebih efisien maka pertemuan dapat dilakukan dengan cara membataskan waktu dan penjadwalan waktu yang tidak terlalu sering.

Teknik-teknik dasar terapi psikoanalisis
  • Asosiasi bebas
      Asosiasi bebas merupakan teknik utama dalam psikoanalisis. Terapis meminta klien agar membersihkan pikirannya dari pikiran-pikiran dan renungan-renungan sehari-hari, serta sedapat mungkin mengatakan apa saja yang muncul dan melintas dalam pikirannya. Cara yang khas adalah dengan mempersilahkan klien berbaring di atas balai-balai sementara terapis duduk dibelakangnya, sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat asosiasinya sedang mengalir dengan bebas.
      Asosiasi bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatis masa lalu yang kembali dikenal dengan katarsis. Katarsis hanya menghasilkan perbedaan sementara atas pengalaman-pengalaman menyakitkan klien, tetapi tidak memainkan peran utama dalam proses treatment.
  • Penafsiran (interprestasi)
      Penafsiran merupakan prosedur dasar di dalam menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi dan transferensi. Caranya adalah dengan tindakan-tindakan terapis untuk menyatakan, menerangkan dan mengajarkan klien makna-makna tingkah laku apa yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi dari penafsiran ini adalah mendorong Ego untuk megasimilasikan bahan-bahan baru dan mempercepat proses pengungkapan alam bawah sadar secara lebih lanjut. Penafsiran yang diberikan oleh terapis menyebabkan adanya pemahaman dan tidak terhalangi alam bawah sadar pada diri klien.
  • Analisis mimpi
      Dalam studi Freud yang mendalam tentang mimpi melahirkan pandangan-pandangan kritisnya tentang hal ini. Mimpi bagi Freud sejajar dengan gejala-gejala penderita neurosis dan interprestasi selalu mendukung hipotesisnya. Baginya mimpi adalah merupakan pemenuh yang tersamar dan bersifat halusinasi atas keinginan-keinginan yang terpaksa ditekan. Bagian dari teori tentang mimpi yang paling hakiki dan vital bagi Freud adalah adanya kaitan antara distorsi mimpi dengan suatu konflik batiniah atau semacam ketidakjujuran batiniah.
      Analisis mimpi adalah prosedur atau cara yang penting untuk mengungkap alam bawah sadar dan memberikan klien pemahaman atas beberapa area masalah yang tidak terselesaikan. Selama tidur, pertahanan-pertahanan melemah, sehingga perasaan-perasaan yang direpses akan muncul ke permukaan, meski dalam bentuk lain. Freud memandang bahwa mimpi merupakan "jalan istimewah menuju ketidaksadaran", karena melalui mimpi tersebut hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan.
      Mimpi memiliki dua taraf, yaitu isi laten dan isi manifes. Isi laten terdiri atas motif-motif yang disamarkan, tersembunyi, simbolik dan tidak disadari. Karena begitu menyakitkan dan mengancam, maka dorongan-dorongan seksual dan perilaku agresif tak sadar yang merupakan isi laten yang ditrasformasikan ke dalam isi manifes yang lebih dapat diterima, yaitu impian yang tampil pada si pemimpi sebagaimana adanya.
  • Analisis resistensi
      Resistensi adalah suatu yang melawan kelangsungan terapis dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan analisi mimpi, klien dapat menunjukan ketidaksediaan untuk menghubungkan pikiran, perasaan dan pengalaman tertentu. Freud memandang bahwa resistensi dianggap sebagai dinamika tak sadar yang bisa digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan atau perasaan yang direpres tersebut.
  • Analisis transferensi
      Resistensi dan transferensi merupakan dua hal inti dalam terapi psikoanalisis. Trasferensi dalam keadaan normal adalah pemindah emosi dari satu objek ke objek lainnya atau secara lebih khusus pemindaan emosi dari orangtua kepada terapis. Dalam keadaan neurosis, pemuasan libido klien yang diperoleh melalui mekanisme pengganti atau lewat kasih sayang yang melekat dan kasih sayang pengganti.

Kelebihan dan kekurangan terapi psikoanalisis

Kelebihan
  • Terapi ini memiliki dasar teori yang kuat.
  • Dengan terapi ini terapis bisa lebih mengetahui masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri klien.
  • Terapi ini bisa membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya.
Kekurangan
  • Waktu yang dibutuhkan dalam terapi terlalu panjang.
  • Terapi memakan banyak biaya bagi klien.
  • Karena waktunya yang sangat lama, bisa membuat klien menjadi jenuh dan bosan.
  • Diperlukan terapis yang benar-bentar terlatih untuk terapi ini.

Marrisa Arsylia Deyavania
14510231
3 PA 05

Sumber

No comments:

Post a Comment