CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »
♥ AllahSWT ♥ MuhammadSAW ♥ Islam ♥ mamapapa ♥ adityaindrawan ♥ vetalisatika ♥ psychology ♥ 2PA05 ♥ temagunadarma ♥ anakkecil ♥ makan ♥ tidur ♥ wisatakuliner ♥ airputih ♥ belanja ♥ driving ♥ maingame ♥ dengerinmusik ♥ bacanovel ♥ bacakomik ♥ nontonfilm ♥ spongebobpatrick ♥ doraemon ♥ tomandjerry ♥ bonekaberuang ♥ dinosaurus ♥ monkey ♥ kumbang ♥ kucing ♥ hamsters ♥ kelinci ♥ burungkakaktua ♥ panda ♥ apple ♥ jeruk ♥ pepaya ♥ semangka ♥ manggis ♥ mangga ♥ anggur ♥ kiwi ♥ purple ♥ blue ♥ green ♥ white ♥ black ♥ red ♥ brown ♥ orange ♥ bantalkecil ♥ batik ♥

About Me

My photo
I'm a student of psychology. I'm just an ordinary girl who has many dreams and desires.

Monday

Multikulturalisme

Pengertian Multikulturalisme

      Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan dan politik yang mereka anut.

Sejarah Multikulturalisme

      Multikulturalisme bertentangan dengan monokulturalisme dan asimilasi yang telah menjadi norma dalam paradigma negara-bangsa (nation-state) sejak awal abad ke-19. Monokulturalisme menghendaki adanya kesatuan budaya secara normatif (istilah 'monokultural' juga dapat digunakan untuk menggambarkan homogenitas yang belum terwujud). Sementara itu, asimilasi adalah timbulnya keinginan untuk bersatu antara dua atau lebih kebudayaan yang berbeda dengan cara mengurangi perbedaan-perbedaan sehingga tercipta sebuah kebudayaan baru.
      Multikulturalisme mulai dijadikan kebijaan resmi di negara berbahasa-Inggris (English-speaking countries), yang dimulai di Afrika pada tahun 1999. Kebijakan ini kemudian diadopsi oleh sebagian besar anggota Uni Eropa sebagai kebijakan resmi dan sebagai konsensus sosial di antara negara-negara elit. Namun beberapa tahun belakangan ini, sejumlah negara Eropa terutama Inggris dan Perancis mulai mengubah kebijakan mereka ke arah kebijakan multikulturalisme. Pengubahan kebijakan tersebut juga mulai menjadi subyek debat di Britania Raya dan Jerman dan beberapa negara lainnya.
      Macam-macam pengertian dan kecenderungan perkembangan konsep serta praktik multikulturalisme yang diungkapkan oleh para ahli membuat seorang tokoh bernama Parekh membedakan lima macam multikulturalisme, yaitu :
  1. Multikulturalisme isolasionis, mengacu pada masyarakat dimana berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi yang hanya minimal satu sama lain.
  2. Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Masyarakat ini merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kultural dan memberikan kebebasan kepada kaum minorotas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan mereka. Begitupun sebaliknya, kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Multikulturalisme ini diterapkan di beberapa negara Eropa.
  3. Multikulturalisme otonomis, masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik yang secara kolektif bisa diterima. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan. Mereka menentang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat dimana semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.

Akulturasi Psikologi

AKULTURASI

Pengertian akulturasi

      Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Selain itu, akulturasi adalah penggabungan dua budaya yang berbeda yang merupakan hasil proses interaksi.
      Istilah akulturasi atau culture contact (kontak kebudayaan) yang mempunyai pengertian proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu di hadapkan dengan unsur-unsur dari kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan itu sendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi akulturasi

      Terjadinya akulturasi adalah perubahan sosial budaya dan struktur sosial serta pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Secara garis besar, ada dua faktor yang menyebabkan akulturasi dapat terjadi yaitu :

a. Faktor intern
  • Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian dann migrasi).
  • Adanya penemuan baru. Discovery adalah penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada. Invention adalah penyempurnaan penemuan baru. Innovation adalah pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat.
  • Konflik yang terjadi dalam masyarakat.
  • Pemberontakan atau revolusi.

b. Faktor ekstern
  • Perubahan alam.
  • Peperangan.
  • Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya) dan asmilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
      Faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf individu adalah faktor-faktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai, mau mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya. Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai.

PSIKOLOGI

Pengertian psikologi

      Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perilaku dan kognisi manusia. Menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu Psyche yang berarti jiwa dan Logia yang berarti ilmu. Sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.

Sejarah psikologi

      Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno, sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya di tahun 1897 yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. Psikologi sendiri telah dikenal sejak jaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens benginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena tiap-tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.

KESIMPULAN

      Jadi, Akulturasi Psikologi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu di hadapkan dengan unsur-unsur dari kehidupan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan di olah ke dalam kebudayaan itu sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Dengan kata lain, perbedaan budaya dengan budaya pada saat psikologi muncul sebagai ilmu pengetahuan. Kesesuaian teori psikologi dengan kebudayaan itulah yang benar-benar harus di pahami, sehingga teori-teori tersebut adalah teori yang benar-benar relevan dengan kebudayaan dan diri kita sebagai manusia.

Marrisa Arsylia Deyavania
14510231
3 PA 05

Sumber