CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »
♥ AllahSWT ♥ MuhammadSAW ♥ Islam ♥ mamapapa ♥ adityaindrawan ♥ vetalisatika ♥ psychology ♥ 2PA05 ♥ temagunadarma ♥ anakkecil ♥ makan ♥ tidur ♥ wisatakuliner ♥ airputih ♥ belanja ♥ driving ♥ maingame ♥ dengerinmusik ♥ bacanovel ♥ bacakomik ♥ nontonfilm ♥ spongebobpatrick ♥ doraemon ♥ tomandjerry ♥ bonekaberuang ♥ dinosaurus ♥ monkey ♥ kumbang ♥ kucing ♥ hamsters ♥ kelinci ♥ burungkakaktua ♥ panda ♥ apple ♥ jeruk ♥ pepaya ♥ semangka ♥ manggis ♥ mangga ♥ anggur ♥ kiwi ♥ purple ♥ blue ♥ green ♥ white ♥ black ♥ red ♥ brown ♥ orange ♥ bantalkecil ♥ batik ♥

About Me

My photo
I'm a student of psychology. I'm just an ordinary girl who has many dreams and desires.

Sunday

Sistem Informasi Berbasis Komputer

      Sistem informasi berbasis komputer atau computer base information system (CBIS) memiliki arti bahwa komputer memainkan peranannya yang sangat penting dalam sebuah sistem informasi. Meskipun secara teoritis penerapan sebuah sistem informasi tidak seharusnya menggunakan komputer. Dalam kegiatan praktek dengan data, kebutuhan informasi yang begitu kompleks memiliki peranan teknologi komputer yang sangat dibutuhkan. Peran komputer inilah yang dikenal dengan istilah computer based. Computer based biasanya digunakan untuk mengolah semua informasi yang ada dalam sebuah sistem, maka dengan kata lain disebut dengan Computer base informasi system atau sistem informasi berbasis komputer. 
      CBIS juga diharapkan dapat menghasilkan informasi-informasi yang berkualitas, sehingga tujuan organisasi atau user dapat tercapai secara efektif dengan hasil yang maksimal. Terdapat 5 manfaat dari sistem informasi, antara lain :
  1. Penghematan waktu (time saving)
  2. Penghematan biaya (cost saving)
  3. Peningkatan efektifitas (effectiveness)
  4. Pengembangan teknologi (technology development)
  5. Pengembangan personil akuntansi (accounting staff development)
      Selain itu, terdapat 5 sub bagian-bagian dari sistem informasi berbasis komputer, antara lain :
  • Sistem informasi akuntansi
      Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis. Selain itu, sistem informasi akuntansi atau SIA adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi.
      Contoh dari sistem informasi akuntansi adalah dapat membantu para akuntan dalam memproses transaksi dan membuat laporan keuangan secara otomatis.
  • Sistem informasi manajemen
      Sistem informasi manajemen atau SIM adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis.
      Contoh dari sistem infomasi manajemen adalah membantu membuat perencanaan yang terperinci hingga mencapai tujuan akhir.
  • Sistem pendukung keputusan
      Sistem pendukung keputusan atau decision support systems (DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem yang berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
      DSS dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengola data menjadi suatu informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. Sistem pendukung keputusan (DSS) dibuat sebagai suatu cara untuk memenuhi kebutuhan seorang manajer dalam membuat keputusan yang spesifik dalam memecahkan permasalahan yang spesifik pula.
      Contoh dari sistem pendukung keputusan adalah membantu manajer dalam memahami masalah, merancang sebuah proses pengembangan, memilih alternatif solusi yang tepat, dan menerapkan tindakan yang dipilih untuk menyelesaikan.
  • Office automation
      Office automation adalah suatu aplikasi perkantoran dan perusahaan yang biasanya dalam satu aplikasi yang terdapat pada beberapa sistem. Sistem tersebut bisa bermacam-macam tergantung kebutuhan dari permintaan perusaan. Office automation merupakan aplikasi yang bisa dibilang cukup sempurna tetapi ada beberapa kekurangan yang harus diterima oleh perusahaan dan user pemakai.
      Contoh dari office automation adalah dapat membantu perusahaan dalam menghitung gaji pegawai, menghitung keluar atau masuknya uang perusahaan, dan menghitung kekayaan perusahaan.
  • Sistem pakar
      Sistem pakar atau expert system (ES) adalah sistem informasi yang berisikan pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Pengetahuan dari pakar di dalam sistem ini digunakan sebagai dasar oleh sistem pakar dalam menjawab semua pertanyaan. Selain itu, sistem pakar adalah suatu program khusus komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik. Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna satu sistem) mengenai suatu kelas masalah yang spesifik serta analisi matematis dari masalah tersebut. Sistem ini memanfaatkan kapasitas penalaran untuk mencapai suatu kesimpulan.
      Contoh dari sistem pakar adalah membantu memberikan konsultasi pada seseorang dan membantu memecahkan masalahnya sesuai dengan pakarnya.

Sumber :

Tuesday

Sistem Informasi Psikologi

      Ada beberapa tokoh yang mendefinisikan tentang Sistem Informasi Psikologi. Namun, sebelum saya menjelaskan tentang Sistem Informasi Psikologi itu apa, saya akan menjelaskan pengertian satu persatu tentang Sistem, Informasi dan Psikologi terlebih dahulu menurut beberapa tokoh.

Pengertian Sistem

      Kata sistem berasal dari bahasa Latin 'systema' dan bahasa Yunani 'sustema'. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Adapun pengertian sistem secara umum adalah perangkat unsur yang teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.
      Adapun pengertian menurut beberapa ahli. Menurut Lani Sisharta, sistem adalah himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan yang secara bersama mencapai tujuan-tujuan yang sama. Selain itu, menurut Harijono Djojodihardjo, suatu sistem adalah sekumpulan objek yang mencakup hubungan fungsional antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri tiap objek dan yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara fungsional. Sedangkan Indrajit mengemukakan bahwa sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antar satu dengan lainnya.
      Jadi, dari pengertian beberapa tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.

Pengertian Informasi

      Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna untuk membuat keputusan. Informasi berguna untuk pembuat keputusan karena informasi menurunkan ketidakpastian. Informasi menjadi penting karena berdasarkan informasi itu para pengolah dapat mengetahui kondisi obyektif perusahaannya. Secara umum informasi dapat didefinisikan sebagai hal dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian yang nyata yang digunakan untuk pengambil keputusan. Sumber dari informasi itu sendiri adalah data.
      Menurut Raymond Mc. Leod, informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambil keputusan saat ini atau mendatang. Selain itu, menurut George H. Bodnar, informasi adalah data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat. Gordon B. Davis juga menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.
      Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian / penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya.

Pengertian Psikologi

      Psikologi berasal dari bahasa Yunani psychology yang merupakan gabungan dari kata psyche dan logos. Psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah psikologi diartikan sebagai ilmu jiwa. Psikologi adalah sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilku dan fungsi mental manusia secara umum.
      Menurut Plato dan Aritoteles, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir. Sedangkan menurut John Broadus Watson, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsangan dan jawaban (respon). Selain itu menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
      Jadi, dapat disimpulkan bahwa Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.

Pengertian Sistem Informasi Psikologi

      Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Psikologi adalah suatu sistem yang berasal dari teknologi yang pengendaliannya dimaksud untuk mengumpulkan, mengelola dan menyimpan data mengenai perilaku terlihat maupun tidak terlihat manusia secara langsung sehingga data tersebut dapat diubah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti tujuan untuk penelitian. Salah satu contoh dari Sistem Informasi Psikologi adalah dalam pengambilan data tes psikologi yang pada umumnya menggunakan komputer.

Sumber :

Behavior Therapy

Pengertian Behavior Therapy

      Behavior Therapy pertama kali ditemukan pada tahun 1953 dalam proyek penelitian oleh BF Skinner, Ogden Lidsley dan Harry C Salomo. Selain itu ada juga Joseph Wolpe dan Hans Eysenck. Behavior Therapy atau terapi perilaku sendiri adalah pendekatan untuk psikoterapi yang didasari oleh teori belajar (learning theory). Tujuan dari Behavior Therapy adalah untuk menyembuhkan psikopatologi seperti depression, anxiety disorders, phobias dengan memakai teknik yang di desain menguatkan kembali perilaku yang diinginkan dan menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. Saat ini, bentuk pendekatan ini banyak di gunakan karena penekanannya pada perubahan tingkah laku dimana tingkah laku tersebut bisa didefinisilan secara operasional, diamati dan diukur.
      Secara umum, Behavior Therapy berasal dari tiga negara, yaitu Afrika Selatan (Wolpe), Amerika Serikat (Skinner) dan Inggris (Eysenck) yang masing-masing memiliki pendekatan berbeda dalam melihat masalah perilaku.
      Skinner dkk di Amerika Serikat menekankan pada operant conditioning yang menciptakan sebuah pendekatan fungsional untuk penilaian dan intervensi yang berfokus pada pengolaan kontingensi seperti ekonomi dan aktivasi perilaku.
      Ogden Lindsley merumuskan precicion teaching yang mengembangkan program grafik (bagan celeration) standar untuk memantau kemajuan klien.

Pendekatan dalam Behavior Therapy

      Pendekatan tingkah laku ini memiliki ciri-ciri yang unik yang dapat dibedakan dengan pendekatan lainnya, yaitu :
  1. Perhatian lebih berpusat pada tingkah laku yang tampak dan spesifik.
  2. Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment.
  3. Perumusan prosesedur treatment yang lebih spesifik yang sesuai dengan masalah.
  4. Penaksiran objektif atas hasil-hasil terapi.
      Sedangkan teori dasar dari pendekatan ini yaitu teori Classical Conditioning (Pavlov) dan Operant Conditioning (Skinner)
  • Classical Conditioning merupakan pengkondisian klasik yang melibatkan stimulus tak terkondisi (UCS) yang secara otomatis dapat membangkitlan respon berkondisi (UCR) bila diasosiasikan dengan stimulus tak terkondisi (UCS). 
  • Operant Conditioning merupakan pengkondisian instrumental yang melibatkan ganjaran (reward atau punishment) kepada individu atas pemunculan tingkah lakunya (yang diharapkan) pada saat tingkah laku itu muncul.
Fungsi dan peran terapis 

      Terapi tingkah laku harus memainkan peran aktif dan direktif dalam pemberian treatment, yakni terapis menerapkan pengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan masalah-masalah manusia para kliennya. Behavior Therapy secara khasnya berfungsi sebagai guru, pengarah dan ahli dalam mendiagnosa tingkah laku yang maladaptif dan dalam menentukan prosedur-prosedur penyembuhan yang diharapkan, mengarah pada tingkah laku yang baru dan adjustive.

Tujuan terapi Behavior Therapy

      Tujuan umumnya yaitu menciptakan kondisi baru untuk belajar. Dengan asumsi bahwa pembelajaran dapat memperbaiki masalah perilaku. Sedangkan terapi perilaku kontemperer menekankan peran aktif klien dalam menentukan tengan pengobatan mereka.

Teknik-teknik dalam Behavior Therapy
  • Sistematis Desensitisasi
      Sistematis desensitisasi adalah jenis terapi perilaku yang digunakan dalam bidang psikologi untuk membantu secara efektif mengatasi fobia dan gangguan kecemasan lainnya. Lebih khususnya lagi adalah jenis terapi Pavlov atau terapi operant conditioning therapy yang dikembangkan oleh psikiater Afrika Selatan, Joseph Wolpe.
      Dalam metode ini, pertama-tama klien diajarkan keterampilan relaksasi untuk mengontrol rasa takut dan kecemasannya untuk fobia spesifik. Klien dianjurkan menggunakannya untuk bereaksi terhadap situasi dan kondisi seaat ketakutan. Tujuan dari proses ini adalah bahwa seorang individu akan belajar untuk menghadapi dan mengatasi phobianya yang kemudian mampu mengatasi rasa takut dalam phobianya.
      Fobia spesifik merupakan salah satu gangguan mental yang menggunakan proses desensitisasi sistematis. Ketika individu memiliki ketakutan irasional dari sebuah objek, seperti ketinggian, anjing, ular mereka cenderung untuk menghindar.
  • Exposure and Response Prevention (ERP)
      Exposure and response prevention adalah gangguan kecemasan, terutama gangguan pada Obsessive Complusive. Metode ini berhasil bila efek terapeutik yang dicapai ketika subjek menghadapi respons dan menghentikan pelarian.
      Metodenya dengan memaparkan pasien pada situasi dengan harapan muncul kemampuan menghadapi respon (coping) yang akan mengurangi tingkat kecemasan sehingga pasien bisa belajar dengan menciptakan coping strategy terhadap keadaan yang bisa menyebabkan kecemasan perasaan dan pikiran. Coping strategy ini dipakai untuk mengontrol situasi diri sendiri dan yang lainnya untuk mencegah timbulnya kecemasan.
  • Modifikasi Perilaku
      Modifikasi perilaku adalah teknik perubahan perilaku yang empiris untuk menghadapi perilaku, seperti mengubah perilaku individu dan reaksi terhadap rangsangan melalui penguatan positif dan negatif.
      Salah satu cara untuk memberikan dukungan positif dalam memodifikasi perilaku dapat diberikan pujian untuk setiap satu keluhan yang umumnya dipandang sebagai efektif dalam mengubah perilaku dalam cara yang dikehendaki dan bahkan menghasilkan kombinasi stabil.
  • Flooding
      Flooding adalah teknik psikoterapi yang digunakan untuk mengobati fobia. Ini bekerja dengan mengekspos pasien pada keadaan yang menakutkan mereka. Misalnya ketakutan pada laba-laba (arachophobia).
      Flooding adalah bentuk pengobatan yang efektif untuk fobia antara lain psychopathologies. Bekerja pada prinsip-prisnsip pengkondisian klasik yang bentuk perngkondisiannya Pavlov klasik di mana pasien mengubah perilaku mereka untuk menghindari rangsangan negatif.
  • Latihan Relaksasi
      Relaksasi menghasilkan efek fisiologis yang berlawanan dengan kecemasan yaitu kecepatan denyut jantung yang lambat, peningkatan aliran darah perifer dan stabilitas neuromuscular. Berbagai metode relaksasi telah dikembangkan, walaupun beberapa diantaranya seperti yoga dan zen telah dikenal selama berabad-abad.
      Khayalan mental atau mental imagery adalah metode relaksasi dimana pasien diinstruksikan untuk mengkhayalkan diri sendiri di dalam tempat yang berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan.
  • Observational Learning
      Observational learning juga dikenal sebagai monkey see monkey do. Ada beberapa proses utama observasi pembelajaran, yaitu :
  1. Attention to the model.
  2. Retention if details (observer harus mampu mengingat kebiasaan model).
  3. Motor rerpoduction (observer mampu menirukan aksi).
  4. Motivation and opportunity (observer harus termotivasi melakukan apa yang telah diobservasi dan diingat dan harus berkesempatan melakukannya).
  5. Reinforcement.
  6. Punishment may discourage repetition of the behaviour.
  • Latihan Asertif
      Teknik yang terdapat pada latihan asertif membatu klien yang mengalami gangguan seperti :
  1. Tidak mampu mengungkapkan "emosi" baik berupa mengungkapkan rasa marah atau perasaan tersinggung.
  2. Menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk mendahuluinya.
  3. Klien yang sulit menyatakan penolakan dengan mengucapkan kata "tidak".
  4. Merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran sendiri.
  • Terapi Aversi
      Teknik-teknik pengondisian aversi yang telah digunakan secara luas untuk meredakan gangguan-gangguan behavioral yang spesifik melibatkan pengasosiasian tingkah laku simtomatik dengan suatu stimulus yang menyakitkan sampai tingkah laku yang tidak diinginkan terhambat/hilang.
      Terapi ini mencakup gangguan seperti kecanduan alkohol, napza, kompilsif, fetihisme, homoseksual, pedhophilia, judi, penyimpangan seksual dan lainnya.
      Teknik-teknik aversi adalah metode-motode yang paling kontroversi, misalnya memberikan kejutan listrik pada anak autis bila muncul tungkah laku yang tidal diinginkan.
  • Pengondisian Operan
      Tingkah laku operan adalah tingkah laku yang memancar yang menjadi ciri organisme aktif. Tingkah laku operan merupakan tingkah laku paling berarti dalam kehidupan sehari-hari yang mecakup membaca, berbicara, berpakaian, makan dengan alat-alat makan, bermain dan sebagainya.
      Menurut Skinner, jika suatu tingkah laku diganjar maka probabilitas kemunculan kembali tingkah laku tersebut di masa yang mendatang akan tinggi. Prinsip penguatan yang menerangkan pembentukan, memelihara atau penghapusan pola-pola tingkah laku merupakan inti dari pengondisian operan. Terdapat beberapa metode-metode pengondisian operan, yaitu :
  1. Perkuatan positif.
  2. Pembentukan responsi.
  3. Perkuatan intermiten.
  4. Penghapusan.
  5. Modeling/percontohan.
  6. Token ekonomi.
Proses konseling
  1. Pembinaan hubungan konseling.
  2. Pembahasan topik netral untuk segera berinteraksi dengan klien dan meningkatkan keberhargaan klien dengan klien termotivasi melibatkan dirinya dalam konseling dan mempelajari perilaku baru bagi pencapaian tujuan yang diharapkan penetapan masalah dan tujuan konseling.
  3. Pemilihan teknik konseling.
  4. Penilaian keberhasilan.
  5. Pengakhiran dan tindak lanjut.
Kelebihan dan kekurangan Behavior Therapy

Kelebihan
  • Mengembangkan perilaku yang spesifik sebagai hasil konseling yang dapat diukur.
Kekurangan
  • Behavior Therapy tidak menangani penyebab-penyebabnya, melainkan lebih menanganin ke gejala-gejalanya.
  • Behavior Therapy hanya bisa pada kecemasan-kecemasan yang spesifik seperti fobia dan masalah-masalah yang terbatas.

Marrisa Arsylia Deyavania
14510231
3 PA 05

Sumber

Rational Emotive Therapy

Pengertian Rational Emotive Therapy

      Istilah Rational Emotive Therapy sukar digantikan dengan istilah bahasa Indonesia yang mengena dan paling dapat dideskripsikan dengan mengatakan corak konseling yang menekankan kebersama dan interaksi antara berfikir dan akal sehat (rational thingking), berperasaan (emoting) dan berperilaku (acting), serta menekankan bahwa suatu perubahan yang mendalam dalam cara berfikir dapat menghasilkan perubahan yang berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku.
      Pelopor dari promoter utama corak konseling ini adalah Albert Ellis. Menurut Ellis, corak konseling Rational Emotive Therapy berasal dari aliran pendekatan Kognitif dan Behavioristik. Selain itu, menurut Ellis, manusia pada dasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berfikir rasional dan irasional.
      Rational Emotive Therapy sendiri adalah aliran psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berfikir rasional dan jujur maupun untuk berfikir irasional dan jahat. Hambatan dari psikologis atau emosionalnya adalah akibat dari cara berfikir yang tidak logis dan irasional. Emosi selalu menyertai individu yang berfikir dengan penuh prasangka, sangat personal dan irasional. Berfikir secara irasional akan tercemin dari verbalisasi yang digunakan. Verbalisasi yang tidak logis menunjukan cara berfikir yang salah dan verbalisasi  yang tepat menunjukkan cara berfikir yang tepat.

Pandangan dari Rational Emotive Therapy

      Pandangan dari pendekatan rational emotive tentang kepribadian dapat dikaji dari konsep-konsep teori Albert Ellis. Ada tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, kerangka pilar ini yang kemudian dikenal dengan teori ABC, yaitu :
  • Antecedent event (A)
      Antecedent event (A) yaitu segenap peristiwa luar yang dialami individu. Peristiwa pendahulu yang berupa fakta, kejadian, tingkah laku atau sikap orang lain. Perceraian suatu keluarga, kelulusan bagi siswa dan seleksi masuk bagi calon karyawan merupakan antecedent event bagi seseorang.
  • Belief (B)
      Belif (B) yaitu keyakinan, pandangan, nilai atau verbalisasi diri individu terhadap suatu peristiwa. Keyakinan seseorang ada dua macam, yaitu keyakinan yang rasional (rational belif atau rB) dan keyakinan yang tidak rasional (irasional belif atau iB). Keyakinan yang rasional merupakan cara berfikir atau sistem keyakinan yang tepat, masuk akal dan bijaksana. Sedangkan keyakinan yang tidak rasional merupakan keyakinan yang sistem berfikir seseorang yang salah, tidak masuk akal dan emosional.
  • Emotional consequence (C)
      Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional sebagai akibat atau reaksi individu dalam membentuk perasaan senang atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecedent event (A). Konsekuensi emosional ini bukan akibat langsung dari A tetapi disebabkan oleh beberapa variable antara lain dalam bentuk keyakinan (B) baik yang rB maupun yang iB.

Fungsi dan peran terapis

      Aktifitas-aktifitas therapeutic utama Rational Emotive Therapy dilaksanakan dengan satu maksud utama, yaitu membantu klien untuk membebaskan diri dari gagasan-gagasan yang tidak logis dan untuk mengetahui gagasan-gagasan yang logis sebagai penggantinya. Sasarannya adalah menjadikan klien menginternalisasikan suatu filsafat hidup yang rasional sebagaimana dia menginternalisasi keyakinan-keyakinan dagmatis yang rasional dan takhayul yang berasal dari orang tua maupun dari kebudayaannya.
      Untuk mencapai tujuan tersebut, terapis memiliki tugas-tugas yang lebih spesifik, yaitu :

  • Mengajak klien untuk berfikir tentang beberapa gagasan dasar yang irasional yang telah memotivasi banyak gangguan tingkah lakunya.
  • Menatang klien menguji gagasan-gagasannya.
  • Menunjukkan kepada klien ketidaklogisan pemikirannya.
  • Menggunakan suatu analisis logika untuk meminimalkan keyakinan-keyakinan irasional klien.
  • Menunjukkan bahwa keyakinan-keyakinan itu tidak ada gunanya dan bagaimana keyakinan-keyakinan akan mengakibatkan gangguan-gangguan emosional dan tingkah laku di masa depan.
  • Menggunakan absurditas dan humor untuk menghadapi irasional pikiran klien.
  • Menerangkan bagaimana gagasan-gagasan yang irasional bisa digantikan dengan gagasan-gagasan yang rasional yang memiliki landasan empiris.
  • Mengajari klien bagaimana menerapkan pendekatan ilmiah pada cara berfikir sehingga klien bisa mengamati dan meminimalkan gagasan-gagasan irasional dan kesimpulan-kesimpulan yang tidak logis sekarang maupun masa yang akan datang yang telah mengekalkan cara-cara merasa dan berperilaku yang merusak diri.
Tujuan dari konseling
  1. Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi pandangan yang rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri, meningkatkan sel-actualizationnya seoptimal mungkin melalui tingkah laku kognitif dan afektif yang positif.
  2. Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, rasa was-was dan rasa marah.
Teknik-teknik konseling

      Pendekatan konseling rational emotive menggunakan berbagai teknik yang bersifat kognitif, afektif dan behavioristik yang disesuaikan dengan kondisi klien. Beberapa teknik yang dimaksud antara lain :

  • Teknik-teknik emotif (afektif)
a.    Assertive adaptive
      Teknik ini digunakan untuk melatih, mendorong dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.

b.    Bermain peran
      Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.

c.    Imitasi
      Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapai dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.
  • Teknik-teknik behavioristik
a.    Reinforcement
      Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment). Teknik ini dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai yang positif. Dengan memberikan reward ataupun punisment, maka klien akan menginternalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.

b.    Social modeling
      Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien. Teknik ini dilakukan agar model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobservasi, menyesuaikan diri dan menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.
  • Teknik-teknik kognitif
a.    Home work assigments
      Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan. Dengan tugas rumah yang diberikan, klien diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan ide-ide dan perasaan-perasaan yang tidak rasional dan tidak logis, mempelajari bahan-bahan tertentu yang ditugaskan untuk mengubah aspek-aspek kognisinya yang keliru, mengadakan latihan-latihan tertentu berdasarkan tugas yang diberikan.
      Pelaksanaan home work assigment yang diberikan konselor dilaporkan oleh klien dalam suatu pertemuan tatap muka dengan konselor. Teknik ini dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap tanggung jawab, kepercayaan pada diri sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengolahan diri klien dan mengurangi ketergantungan kepada konselor.

b.    Latian assertive
      Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengeksperikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan atau meniru model-model sosial. Maksud utama teknik latihan assertive adalah :
  1. Mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya.
  2. Membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain.
  3. Mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri.
  4. Meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku assertive yang cocok untuk diri sendiri.
Langkah-langkah Rational Emotive Therapy
  • Langkah pertama
      Konselor berusaha menunjukkan bahwa cara berfikir klien harus logis kemudian membantu bagaimana dan mengapa klien sampai pada cara seperti itu, menunjukkan pola hubungan antara pikiran logis dan perasaan yang tidak bahagia atau dengan gangguan emosi yang dialaminya.
  • Langkah kedua
      Menunjukkan kepada klien bahwa jika ia mempertahankan perilakunya maka ia akan terganggu dengan cara berfikirnya yang tidak logis inilah yang menyebabkan masih adanya gangguan sebagaimana yang dirasakan.
  • Langkah ketiga
      Bertujuan mengubah cara berfikir klien dengan membuang cara berfikir yang tidak logis.
  • Langkah keempat
      Dalam hal ini konselor menugaskan klien untuk mencoba melakukan tindakan tertentu dalam situasi yang nyata.

Kelebihan dan kekurangan dari Rational Emotive Therapy

Kelebihan
  • Pendekatan ini cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh klien.
  • Kaedah pemikirang logis yang diajarkan kepada klien dapat digunakan dalam menghadapi gejala yang lain.
  • Klien merasakan diri mereka mempunyai keupayaan intelektual dan kemajuan cara berfikir.
Kelemahan
  • Terdapat klien yang boleh ditolong melalui analisis logis dan falsafah, tetapi ada pula yang tidak begitu sulit cara berfikirnya untuk dibantu dengan cara yang sedemikian yang berasaskan kepada logika.
  • Selain itu, terdapat setengah klien yang begitu terpisah dari realita sehingga usaha untuk membawanya ke alam nyata yang sukar sekali dicapai.
  • Dan ada juga klien yang terlalu berprasangka terhadap logika, sehingga sukar untuk mereka menerima analisis secara logika.

Marrisa Arsylia Deyavania
14510231
3 PA 05

Sumber

Analisis Transaksional


Pengertian analisis transaksional

      Pendekatan analisis transaksional dipelopori oleh Erick Berne dan dikembangkan semenjak tahun 1950. Erick Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa yang terkenal dari kelompok Humanisme. Analisis transaksional sendiri adalah hubungan komunikasi antara seseorang dengan orang lain. Adapun hal-hal yang dapat dianalisis yaitu meluputi bagaimana bentuk cara dan isi dari komunikasi mereka. Dari hasil analisis ini dapat ditarik kesimpulan apakah transaksi yang terjadi berlangsung secara tepat, benar dan wajar.
      Selain itu, analisis transaksional adalah salah satu pendekatan psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional. Analisis transaksional dapat dipergunakan untuk terapi individual, tetapi yang utama digunakan untuk pendekatan kelompok. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien.
      Pada analisis transaksional terdapat pendapat bahwa dalam kepribadian seseoramg terdapat unsur-unsur yang saling berkaitan. Pendekatan ini juga menekankan fungsi dan pendekatan ego. Pandangan analisis transaksional tentang hakekat manusia ialah pada dasarnya manusia mempunyai keinginan atau dorongan-dorongan untuk memperoleh sentuhan atau "stroke". Sentuhan ini ada yang  bersifat jasmaniah dan rohaniah serta yang berbetuk verbal dan fisik. Yang menjadi kepribadian seseorang ialah bagaimana individu memperoleh sentuhan melalui transaksi.

Struktur kepribadian

      Analisis transaksional meyakini pada diri individu terdapat unsur-unsur kepribadian yang terstruktur dan menjadi satu kesatuan yang disebut dengan "ego state". Ada pun unsur kepribadian itu terdiri dari :

  • Ego state child
      Pernyataan ego dengan ciri kepribadian anak-anak seperti bersifat manja, riang, lincah dan rewel. Terdapat tiga bagian dari ego state child ini, yaitu :
a.    Adapted child (kekanak-kanakan)
      Unsur ini kurang baik ditampilkan saat komuniksai karena banyak orang yang tidak menyukainya dan hal ini menunjukan ketidak matangan dalam sentuhan.
b.    Natural child (anak yang alamiah)
      Natural child ini banyak disenangi oleh orang lain, karena sifatnya yang alamiah dan tidak dibuat-buat serta tidak berpura-pura dan kebanyakan orang senang pada saat terjadinya transaksi.
c.    Little professor
      Unsur ini ditampilkan oleh seseorang untuk membuat suasana riang gembira dan menyenangkan padahal apapun yang dilakukan itu tidaklah menunjukkan kebenar.
  • Ego state parent
      Ciri kepribadian yang diwarnai oleh sifat banyak menasehati, memerintah dan menunjukkan kekuasaannya. Ego state parent ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a.    Critical parent
      Bagian ini dinilai sebagai kepribadian yang kurang baik, seperti menunjukkan sifat judes, cerewet dan lain sebagainya.
b.    Nurturing parent
      Penampilan ego state seperti ini baik, seperti merawat dan lain sebagainya.
  • Ego state adult
      Berorientasi kepada fakta dan selalu diwarnai pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana. Dengan demikian kita dapat mengetahui bahwasannya dalam tiap individu ego state yang terdapat pada tiga diatas selalu ada yang berbeda cuma kadarnya saja yang sama. Berapa banyak ego state yang ada dalam individu akan mempengaruhi ringkah laku orang tersebut.
      Berdasarkan keberadaan ego state terdapat tiga komposisi yang ada dalam diri individu tersebut, yaitu :
a.    Ego state normal
      Sesuai dengan situasi dan kondisi dimana orang berada, penampilan ego state yang normal ini dapat dilihat dalam suasana yang serius.
b.    Ego state kaku
      Ego state yang ditampilkannya tidak berbeda tetapi hanya satu saja.
c.    Ego state cair
      Tidak ada batasan antara penampilan ego state yang satu dengan ego state lainnya.

Fungsi dan peran terapis

      Menurut Harris (dalam Corey, 1988), memberikan gambaran peran terapis, seperti seseorang guru, pelatih atau narasumber dengan penekana yang kuat pada keterlibatannya. Sebagai guru, terapis menerangkan konsep-konsep seperti analisis struktual, analaisi transaksional, analisis skenario dan analisis permainan. Selajutnya menurut Corey (1988), peranan terapis yaitu membantu klien untuk menemukan suasana masa lalu, mengidentifikasikan rencana hidup dan mengembangkan strategi-strategi yang telah dipergunakannya dalam menghadapi orang lain yang sekarang mungkin akan dipertimbangkannya. Terapis membantu klien memperoleh kesadaran yang lebih realitas dan mencari alternatif-alternatif untuk menjalani kehidupan yang lebih otonom.
      Tugas terapis adalah menggunakan pengetahuannya untuk mendukung klien dalam hubungannya dengan suatu kontrak spesifik yang jelas diprakarsai oleh kilen.

Tujuan konseling

      Menurut Erick Berne (dalam Ketut, 1984), mengemukakan empat tujuan yang ingin dicapai dalam konseling analisis transaksional, yaitu :
  1. Konselor membantu klien yang mengalami kontaminasi status ego yang berlebihan.
  2. Konselor membantu mengambangkan kapasitas diri klien dalam menggunakan semua status egonya yang cocok, mencakup memperoleh kebebasan dan kemampuan yang dapat ditebus diantara status egonya.
  3. Konselor berusaha membantu klien dalam mengembangkan seluruh status ego dewasanya.
  4. Konselor membantu klien dalam membebaskan dirinya dari posisi hidup yang kurang cocok serta menggantinya dengan rencana hidup yang baru yang lebih produktif.
Teknik-teknik konseling

      Dalam analisis transaksionak konseling diarahkan kepada bagaimana klien bertransaksi dengan lingkunganya. Teknik yang digunakan dalam analisis transaksional adalah 
  • Analisis struktur
      Analisis struktur adalah analisis terhadap status ego yang menjadi dasar stuktur kepribadian klien yang terlihat dari respons atau stimulus klien dengan orang lain.
  • Analisis transaksional
      Konselor menganalisis pola transaksi dalam kelompok, sehingga konselor dapat mengetahui ego state yang mana yang lebih dominan dan apakah ego state yang ditampilkan tersebut sudah tepat atau belum.
  • Analisis mainan
      Analisis mainan adalah analisis hubungan transaksi yang terselubung antara klien dengan konselor atau dengan lingkungannya. Konselor menganalisis suasana permainan yang diikiuti oleh klien untuk mendapat sentuhan setelah itu dilihat apakah klien mampu menanggung resiko atau malah bergerak kearah resiko yang tingkatanya lebih rendah.
  • Analisis skript
      Analisis skript ini merupakan usaha konselor untuk mengenal proses terbentuknya skript yang dimiliki klien. Analisi skript ini hendaknya dilakukan penyelidikan transaksi seseorang sejak dalam asuhan orang tua, pada masa ini terjadi transaksi antara orang tua dengan anak-anaknya. 

Proses konseling

      Tugas utama konselor yang menggunakan analisis transaksional adalah mengajarkan bahasa dan ide-ide sistem untuk mendiagnosa transaksi. Konselor transaksional harus selalu aktif untuk menghindari keadaan diam yang terlalu lama dan konselor juga mempunyai tanggung jawab untuk memelihara perhatian ada transaksi.

Kelebihan dan kekurangan analisis transaksional

Kelebihan
  • Punya pandangan optimis dan realitis tentang manusia.
  • Penekanan waktu sekarang dan nanti.
  • Mudah diobservasi.
  • Meningkatkan keterampilan berkomunikasi klien.
Kekurangan
  • Kurang efisien terhadap treatment.
  • Subyektif dalam menafsirkan status ego klien.

Marrisa Arsylia Deyavania
14510231
3 PA 05

Sumber